Penelitian dilakukan di area pertambangan batubara pit Kangguru yang kegiatan pertambangannya dijalankan oleh PT. Pamapersada Nusantara. Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan adalah sistem tambang terbuka dengan metode strip mine. Penelitian dilakukan untuk mengkaji kembali geometri peledakan terhadap fragmen batuan yang ditandai dengan persentase boulder, dan digging time alat gali muat pada operasi pengupasan overburden yang terdiri dari batulanau dan batulempung. Berdasarkan observasi lapangan, ditemukan permasalahan pada ukuran fragmen yang belum optimal karena masih banyak ditemukan material boulder (>86 cm). Persen boulder rata-rata hasil peledakan berdasarkan metode analisis fotografi adalah 27,261%, dan digging time alat muat rata-rata 11,89 detik Faktor penyebab belum optimalnya ukuran fragmen hasil peledakan salah satunya dikarenakan karena belum optimalnya pemakaian bahan peledak dan geometri peledakan terhadap kondisi massa batuan yang diledakkan. Perbaikan geometri peledakan dibutuhkan untuk memperoleh fragmentasi hasil peledakan yang optimal. Rancangan geometri peledakan yang menjadi usulan perbaikan ditentukan menggunakan metode R.L. Ash dengan mempertimbangkan powder factor. Rancangan geometri peledakan yang diusulkan adalah burden 6,9- 7,1 m, spacing 10,4-10,6 m, stemming 4-4,5 m, dan kedalaman lubang ledak 8,9 m. Jumlah bahan peledak yang digunakan per lubang ledak adalah sebanyak 90,5 - 119,46 kg dan nilai powder factor rancangan 0,16-0,18 kg/m3. Persentase boulder setelah perbaikan yang dianalisis dengan metode KCO adalah 1,23%-3,15% untuk peledakan batulanau dan 1,21%-3,12% untuk peledakan batulempung. Digging time setelah perbaikan rata-rata adalah 11,06-11,15 detik.

geometri peledakan; fragmen batuan; digging time

Ash, R. L. (1990). Design of Blating Round in Surface Mining 2nd Edition.

Colorado, USA: Kennedy (Editor).

Barton, N. L. (1974). Engineering Classification of Rock Masses for the Designs of Tunnel Supports. Rock Mechanics, 189-236.

Bhandari, S. (1997). Engineering Rock Blasting Operations. Rotterdam: A.A. Balkema.

Bieniawski , Z. (1979). The geomechanics classification in rock engineering applications. InProceedings of the 4th Congress of the International Society for Rock Mechanics. ISRM, 41-48.

Bieniawski, Z. T. (1993). Classification of rock masses for engineering: The RMR system and future trends, comprehensive rock engineering. New York: Pergamon Press.

Brady, E., & Brown, E. (1985). Rock Mechanics for Underground Mining. London: George Allen and Co.

Coello-Velazquez, A., Arteaga, V. Q., MenendezAguado, J., Pole, F., & Llorente, L. (2019). Use of The Swebrec Function to Model Particle Size Distribution in an IndustrialScale Ni-Co Ore Grinding Sircuit. Metals, 1- 13.

Cunningham, C. (1983). The Kuz-Ram Model for Prediction of Fragmentation from Blasting. Lulea University of Technology, 439-453.

Deere, D. U. (1989). Rock quality designation (RQD) after twenty years . Waterways and Experiment Station, 67.

Edelbro, C. (2003). Rock mass strength—A review. In Technical Review. Lulea University of Technology, 132.

Gokhale, B. (2011). Rotary Drilling and Blasting in Large Surface Mines. London: CRC Press.

Goodman, R. E. (1970). Deformability of joints, determination of the in situ modulus of deformation of rock. ASTM, Special Technical Publication 477, 174-196.